Es podeng mungkin tiap daerah punya sebutan tersendiri. Es dung dung, karena penjualnya membawa alat pukul, kalau dipukul mengeluarkan bunyi dung-dung. Atau mungkin ada yang menyebutnya es puter. Karena cara membuatnya esnya dengan cara diputar-putar pada sebuat alat tabung. Perpaduan antara es balok dengan garam. Konon katanya, kata pudeng sendiri berasal dari bahasa Perancis yang berarti putar.
Ada seribu cara untuk berusaha. Ada banyak cara untuk mendapatkan kerjaan, sekaligus seribu cara mengais rezeki. Sehingga tidak terpaku pada satu titik pandang saja, yaitu menjadi buruh pabrik. Kita bisa menjadi karyawan dirisendiri, tanpa harus melamar kesuaru perusahaan. Atau mungkin menjadi partner orang lain. Menjualkan produknya, nanti bagi komisi atau bagi hasil. Sebuah usaha yang punya resiko terkecil. Tanpa mengeluarkan modal, hanya berbekal tenaga.
Bisnis Es Podeng atau Es Dung Dung, saya amati dan saya perhatikan masih begitu marak. Bertahan dan tetap berditi walau digempur dari segala penjuru. Coba perhatikan, berapa banyak es krim keluaran pabrik yang beredar. Bahkan kini produk pabrik menyerbu warung-warung kecil. Jaman dulu, untuk mendapatkan es krim keluarkan pabrik harus beli atau belanja di supermarket besar.
Es Podeng, sempat jaya sekitar tahun 80-an. Karena es dung-dunglah yang dulu rajin berkeliling kampung atau daerah. Dengan gerobak yang khas dan alat tabuhnya. Dengar suara alat tabuhnya, orang pasti langsung makfum, es puter sedang lewat. Dan saya termasuk yang paling suka dan paling demen dengan es puter ini.
Perlu diakaui, tekstur es pudeng ini sedikit agak kasar jika dibandingkan dengan es krim keluaran pabrik. Maklumlah, cara pembuatannya pun tergolong tradisional sekali. Seperti yang saya katakan diatas dengan cara diputar-putar pada sebuah tabung, yang bahan dasarnya es batu dicampur dengan garam.
Seberapa kuat nantinya es podeng ini bertahan? Apakah es podeng ini nantinya hanya tinggal sebuah legenda dan kenangan saja? Waktu yang akan menjawabnya. Manisnya es podeng tidak semanis rasanya. Kesegerannya tergerus oleh perubahan jaman. Bisnis es podeng semakin sulit bersaing dengan es cream keluaran industri pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar