Saya sangat salut dengan semangat dari anak muda ini. Tiap sore, bahkan sampai menjelang malam berkisar pukul depalan malam, masih begitu menggelora jiwanya untuk berjualan keliling. Seperti tidak ada rasa lelah dan putus asa dalam mencari rezeki. Dari gang ke gang berkeliling menggunakan mesin motornya. Berpacu dengan waktu, untuk menghabiskan dagangannya.
"Roti Anget, Roti Anget", teriaknya. Itulah bunyinya. Seakan-akan mencari ciri khas, atau pertanda dia sedang berjualan. Sehingga orang paham dan selalu hafal. Roti ini benar-benar masih hangat saat disantap. Saya sendiri belum tahu dimana produksinya. Karena dikemasannya tidak tulisan yang menunjukkan nama dan alamat produsen roti.
Anak muda ini bernama Iwan, asal Bumiayu. Saat dia berkeliling jualan, saya senang mengajak mengobrol. Bercerita tentang lika-likunya dalam berusaha. Yang membuat saya salut, adalah tidak ada rasa keluh-kesah. Dia menjalaninya dengan senang hati.
Roti hangat tapi yang lebih familier dengan sebutan roti anget rasanya beraneka macam. Ada rasa keju, coklat, dan kacang. Roti anget harganya tergolong murah, yaitu dua ribu rupiah. Roti anget kesukaan saya adalah rasa keju. Sekali makan bisa habis tiga, maklum lagi lapar. Semoga semangat bang Iwan bisa menjadi contoh bagi saya. Terus berjuang dalam mengapai mimpi.
Di tempat saya tinggal sekarang juga ada nih, kok persis ya tempatnya cuma beda orangnya hehehe.. terus kalau di sini engga teriak sendiri tapi pake toa buatan sendiri.
BalasHapus