Saya itu suka sekali mengamati kehidupan yang saya temuai atau yang berada disekitar lingkungan tempat saya tinggal. Aneka profesi sepertinya lengkap. Dari yang punya kedudukan tinggi di kantornya, atau yang biasa-biasa saja. Atau mungkin yang buruh serabutan, pedagang atau petani. Atau pengangguran seperti saya ini. Ya, pengangguran yang lontang-lantung kerjanya. Walau sebenarnya saya sudah mencoba untuk menawarkan skil yang saya mampui atau ider ijazah kesetiap perusahaan. Tapi sampai saat ini hasilnya masih nol juga.
Tapi semua hal itu tidak membuat saya patah semangat dan berkeluh-kesah. Saya nikmati kebebasan ini. Sehingga saya masih mampu menyalurkan kesenangan secara liar. Tanpa ada batas dan kendala. Saya berusaha tetap bersyukur atas apa yang saya miliki. Dan pastinya terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Mencari kemandirian dalam finansial. Entah kapan semua itu akan terwujud. Tugas saya hanya terus bergerak. Biarkan Tuhan yang memberikan kepastiannya.
Kalau dipikir-pikir saya mirip motivator saja ya? Yang suka belaguk mengeluarkan kata-kata bijak. Memberikan gelembung kecil semangat yang memompa. Atau mungkin sebuah rangkaian kata yang ngibul. Tidak bermakna sekali. Sekedar sebuah pencitraan belaka. Atau kamuflase jatidiri yang sebenarnya rapuh.
Tapi tidak apalah ya? Biar kata pembuka paragraf bisa panjang. Kadang malu juga, jika artikel isinya terlalu singkat. Tampak malas mengetik. Atau karena kebuntuhan ide dalam menulis. Perlu diakui, menulis itu suatu hal yang tidak mudah. Kalau koar-koar? Hal seperti itu tidak perlu belajar, hampir semua orang bisa. Tinggal bawa toar, terus teriak-teriak dipinggir jalan.
Nah lo, kenapa saya ngobrolnya jadi ngalor-ngidul ya? Sampai meleset dari kata kunci judul. Gerobak keliling, jadi kayak jualan obat penguat kelamin. Buah Rambutan jadi kayak jualan serabut kelapa. Ketekunan jadi banyak tikungan. Mbulet tidak karuan.
Kembali ke tema judul. Hoby saya itu memang suka mengabadikan moment atau keadaan. Bahasa gaulnya tukang photolah. Tapi photo amatir yang berbekal dengan alat sederhana yaitu kamera handphone. Itu pun resolusi kameranya tergolong tanggung, 13 MP. Dan handphonenya pun keluaran lama. Wajar saja jika hasilnya kurang maksimal. Tapi lumayanlah bisa memuaskan hasrat keinginan.
Bidikan kamera saya kali ini adalah tukang penjual buah rambutan keliling yang menggunakan gerobak. Anak muda sepantaran saya usianya. Semangatnya sungguh luar biasa dalam bekerja. Walau gerimis mengundang, tetap saja keliling menjajakan dagangannya. Pantas untuk mendapat acungan jempol. Tekun sekali dia. Saya harus lebih bersemangat dari abang penjual buah rambutan ini. Saya tidak boleh kalah, biar cepat menikah. Ingin segera melamar anak gadis pak lurah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar