email: omkoodok@gmail.com

Manusia Batu Kini Keliling Kampung Karena Persaingan Semakin Ketat

Manusia Batu

Manusia Batu keliling kampung, saya baru pertama menjumpainya. Biasanya manusia batu itu ada di tempat wisata. Semisal di Museum Fatahillah Jakarta atau di Monumen Nasional (Monas). Mungkin karena sudah terlalu banyak saingan, atau mungkin untuk mangkal di tempar rekreasi atau area wisata perlu ijin yang rumit. Entahlah! Yang jelas, kini manusia batu rela keliling kampung. Dari rumah ke rumah.

Lumayan menghibur juga seh sebenarnya. Saya melihatnya juga senang. Apalagi anak-anak kecil sangat antusias untuk menontonnya. Sebuah pertunjukan yang menggembirakan. Cukup memberikan imbalan ala kadarnya. Manusia batu sudah cukup bergembira juga.
Saya sendiri tidak bisa membayangkan, betapa lelahnya manusia batu ini. Sinar matahari yang begitu teriknya, seakan-akan tidak diperdulikannya. Semua demi mencari rupiah. Agar tetap bisa menafkahi diri sendiri maupun keluarganya. Sebuah perjuangan yang berat.


Ya, begitulah. Mencari nafkah itu seribu jalan. Sesuai dengan apa yang disukainya atau sesuai dengan semangatnya. Kalau jiwanya suka menghibur orang lain. Menjadi manusia batu tetaplah dikaloni. Badannya rela dicat dengan warna putih. Saya sendiri tidak tahu, jenia apa itu catnya ya?

Bagi yang kerja di kantor maupun yang kerja di depan komputer, pastinya harus lebih bersyukur ya? Karena tidak merasakan kepanasan. Kaki tidak pegel-pegel,belum lagi kadang sampai itu keringat bercucuran dengan derasnya.

Manusia batu, mampu memberikan semangat saya untuk terus bekerja lebih giat. Dan terus punya karya. Perlu sentuhan seni dan inovasi. Walau banyak persaingan, tidak boleh menyerah. Sejatinya, hidup ini adalah sebuah perjuangan dan tidak boleh malu selama itu jalan yang halal. Terimakasih Manusia Batu! Jangan lupa Subcribe channel youtube saya ya!

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top