Sesekali Baca Koran Jangan Terlalu Asik Bermedia Sosial Saja!

Kompas

Pemerintah untuk sementara membatasi aplikasi yang ada di media sosial, khususnya di Facebook. Instagram, Telegram dan aplikasi Whatsaap. Pembatasan ini berbentuk perlambatan saat mengunduh dan menggunggah video, photo dan meme. Saya sangat mendukung kebijakan Pemerintah ini. Karena saya sendiri juga sedikit terganggu dengan adanya photo-photo yang provokatif. Status time line yang berdana amarah.

Perkiraan saya, mungkin empat hari pembatasan media sosial ini. Biar masyarakat reda emosinya. Apalagi akibat dari unjuk rasa yang berujung bentrok. Ngeri saya melihatnya. Saya mah masih tetap bisa melihat itu photo dan video yang beredar di media sosial. Ada seribu cara, masih bisa dengan saluran lain.

Soal kerusuhan, sebenarnya saya sudah punya firasat lama. Ya sejak penetapan calon presiden yang lolos untuk bertarung. Karena aromanya sudah tampak sengit sekali. Kefanatikan sangat luar biasa. Belum lagi saat masa kampanye, tambah membara saja. Saat pencoblosan juga begitu. Di TPS hiruk pikuknya sangat kental. Memancing emosi lawan.

Dimedia sosial, berita hoaks begitu derasnya. Cacian maki seru sekali. Antar pendukung saling berkata kasar. Sumpah serapah terlontarkan. Saya pun ikut pening. Kok bisa begitu kerasnya pemilu tahun ini. Media sosial jadi ajang permusuhan.

Dan hura-hara pun terjadi. Memakan korban pula. Saya ikut prehatin dan ikut berduka. Ada sebagian orang tidak puas dengan keputusan KPU. Karena mereka beranggapan Pemilu tahun ini curang. Walau sebenarnya ada cara jika tidak puas dengan keputusan KPU. Ke Makahan Konstitusi, menempuh jalur hukum.

Untung saja, aparat kepolisian dan TNI bisa meredam peristiwa itu. Sehingga kejadian pengrusakan tidak meluas. Kekwatiran kejadian peristiwa 98 tidak terjadi. TNI dan Polri mampu mengamankan Kota Jakarta. Salam jempot buat Kapolri dan Panglima TNI. Mantap betul, Mantul!

Ya, karena media sosial dibatasi, saya lebih bisa focus membaca media mainstream. Koran Kompas yang menjadi langganan saya. Lagian pembatasan juga hanya bersifat sementara. Dengan membaca berita di koran, pikiran akan lebih jernih. Karena sumber beritanya jelas. Beda dengan yang ada di media sosial, sulit melacak keabsahan berita.

Semoga negeri ini bisa rukun kembali. Yang kalah bisa legowo. Dan yang menang bisa merangkul semua pihak. Pemilu adalah sebuah pesta demokrasi. Jika pesta telah usai, focus kembali dengan rutinitas dan kerjaan masing-masing. Dan saya yakin, negeri ini akan baik-baik saja, entah siapun pemenangnya.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top