Beberapa hari ini, tampak malas sekali untuk menulis. Kuota internet berlimpah, tapi loyo di depan komputer. Atau mungkin sudah kehabisan kata-kata dalam merangkai paragraf. Atau mungkin karena sudah terlalu sibuk dengan dunia nyata. Sehingga tidak ada waktu lagi untuk berdunia maya. Inginnya istirahat dan rebahan saja.
Ya. begitulah lika-liku dalam bermain ngeblog. Ada kalanya semangat, ada kalanya harus hiatus. Herannya, jika kuota tipis, begitu menggebu. Hasrat ingin menulis begitu tingginya. Eh, giliran stock pulsa internet berlimpah, kok dingin-dingin saja gairahnya. Kalau dipaksa untuk tetap menulis, yang jadi tangan dan pikiran berputar-putar tidak jelas. Sehingga terlalu lama termangu di depan layar komputer.
Kali ini saya menulis dengan ditemani lagu Syi'ir Tanpo Wathon yang dilantunkan oleh Gus Dur. Makna dan arti dari lagu tersebut sungguh luar biasa sekali. Hati saya jadi tersentuh. Walau saya sendiri belum hafal, tanpi lain waktu akan saya hafalkan biar lebih bisa meresap ke dalam dada. Ya, paling tidak untuk menghibur hati disaat sedih.
Sabar dan menerima, hal yang sulit untuk diterima manusia. Di beranda facebook, sering muncul timeline yang isinya mengeluh dengan nasibnya. "Disaat Sukses dan jaya, banyak teman yang datang. Tapi giliran jatuh dan sudah, teman menjauh". Sepertinya mereka menyalahkan nasib, dan membenci teman yang telah menjauh.
Saya dulu juga pernah berprasangku buruk seperti itu. Kalau malam, merintih dan mengutuk nasib. Bahkan menyalahkan Tuhan, yang saya anggap tidak adil terhadap umatnya. Iri dan dengki dengan kesuksesan orang lain. Tidak heran, jika hati saya terus bertambah gelap.
Dengan seiring waktu, saya bisa mengambil hikmah dari semua itu. Sudah menjadi sunah alam jika orang sukses banyak teman dan saat kesusahan sedikit teman. Apa hikmah dari peristiwa tersebut? Kalau banyak rezeki, teman terus berdatangkan, itu hal yang sangat bagus sekali. Karena apa? Karena ada hal yang kita suguhkan. Entah itu hanya sekedar kopi atau mungkin mentraktir makanan lezat. Kedudukan anda semakin terhormat.
Nah, kalau keadaan miskin teman menjauh, dan enggan untuk bersilaturahmi. Itu juga ada hikmah dan nilai bagusnya. Jadi jangan sambat. Justru itu yang terbaik. Coba bayangkan, saat anda susah. Kalau lagi miskin, kan apa-apa serba dikerjakan sendiri. Suatu saat anda sedang di rumah, lagi mencuci baju sendiri (disaat kaya yang mencuci baju adalah asisten rumah tangga). Terus tiba-tiba teman anda berdatangan. Nah, apakah tidak malu itu, belum lagi kelimpungan soal memberi hidangan. Tidak punya duit lagi, hutang deh jadinya. Apa itu tidak menjadi beban anda?
Nah, intinya. Bahwa Tuhan ingin menjaga martabat dan wibawa anda. Jadi tidak perlu risau dan gundah gulana, jika teman menjauh disaat jatuh dalam berkarier. Tidak perlu membuat status di media sosial, yang ada mah nanti teman-teman semakin sinis atau bahkan bertepuk tangan. Gembira dengan kesedihan dan penderitaan yang anda alami. Tetap berprasangka baik terhadap rencana dan kehendak Tuhan. Tetap menikmati dan bersykur dalam keadaan apa pun. Mengeluh dan mengadu kepada Tuhan yang Maha Kaya saja. Preeet, kayak admin blog ini bisa saja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar