Hidup ini memang perlu hiburan. Kalau terus di depan komputer, jenuh dan bosan. Setiap hari lihat layar monitor, perihlah mata. Mendengarkan ocehan cecak yang fals, telinga juga sakit. Jemari terus mengusap papan keyboard, kaku dan linu. Pantat bermanja dengan kursi, mempercepat tumbuhnya bisul. Keluar rumah, jalan-jalan dan piknik itu solusinya.
Orang yang merasa sempurna dan paling ganteng, biasanya orang yang jarang ke luar rumah. Dia akan merasa paling top dan hebat, jika di dalam kandangnya. Coba orang-orang seperti itu keluar rumah, pergi ke mal. Akan minder dan kebingungan. Karena apa? Berjumpa dengan orang-orang yang aneka macam. Penampilan yang lebih rapi, tinggi dan bersih-bersih pula.
Saya saja yang sudah terbiasa pergi ke mal. Tetap ada rasa kurang percaya diri. Tampak kerdil dan kecil. Belum lagi, mata saya yang suka jelatan, jika ada paha putih. Aduh betapa seksi dan mulusnya. Paha dengan rok atau celana ketat dan pendek.Paha perempuan ya, bukan paha lelaki. Dan itu pun paha perawan bukan paha nenek-nenek.
Aduh jadi ngalor-ngidul deh obrolan saya. Tapi memang begitu adanya kalau saya ke mal. Kali ini ingin bercerita tentang dolan saya saat di Mal Artha Gading. Mal ini sudah lama berdiri, tapi saya lupa kapan tahunnya. Awal tahun berdiri, tergolong sepi. Ya, sepi pengunjung juga sepi tokonya. Tapi kini, mal Artha Gading sangatlah ramai. Khususnya di malam minggu, bener-benar menjadi lautan manusia. Tapi sayang ya, di mal Artha Gading belum ada bioskopnya.
Nah, di mal Artha Gading yang saya sukai adalah kolam ramalan. Kolam ini berada dilantai dasar. Kalau dari pintu belakang mal, tidak jauhlah. Dulu saya suka duduk-duduk di pinggir kolam ini. Sesekali melemparkan koin. Cara melemparnya dengan membelakangi kolam. Nanti, kira-kira koin itu jatuhnya di prasasti mana. Paling tidak paling dekatlah. Prasasti Masa Depan dan Kesehatan.
Pastinya saya berharap, masa depan yang cemerlang dengan kesehatan yang prima. Kalau urusan terkabul dan tidaknya. Saya serahkan sama yang Maha Kuasa. Saya hanya bisa berharap dan berdoa saja.
Tapi kini sekitar kolam ramalan menjadi tempat stand-stand produk. Rasanya sudah mustahil bisa nongkrong terlalu lama ditepi kolam. Ya, paling hanya melempar koin seasalnya saja. Itu pun asal lempar. Ah kolam ramalan, kok nasibmu terhimpit dan semakin sempit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar