Festival Budaya Ujungan Marunda Menobatkan Kong Mursad Sebagai Seniman Ujungan

Acara pagelaran Festival Budaya Ujungan Marunda diadakan pada tanggal Sabtu 26 Oktober. Acara yang super meriah. Saya baru pertama kali ini, melihat festival budaya yang seheboh ini. Peserta karnaval atau parade budaya yang begitu kreatif dan penuh inovatif. Belum lagi dengan semangatnya yang super power. Keren abis dah, makanya tidak mengherankan jika penonton atau masyarakat yang dilewati sangat antusias untuk melihatnya. Terhibur.

Acara Festival Marunda ini panggungnya tidak begitu jauh dari Kantor Kelurahan Marunda, untuk alamat persisnya saya sendiri juga lupa. Kalau tidak salah diarea RW 03, ya maklum saat saya meliput tidak membaca catatan. Sehingga saya sendiri juga mudah lupa. Belum lagi, saya datangnya juga tergolong terlambat. Sampai disana, acara sudah dimulai.



Kong Mursad

Kok bisa terlambat datangnya? Ya namanya belum pernah ke sana, jadi ya sedikit keder mencari alamatnya. Sering main atau wisata di daerah Marunda, khususnya pantai Marunda atau Rumah Panggung Si Pitung. Tapi sama sekali belum pernah tahu letaknya Kantor Kelurahan Marunda. Yang jelas, saya sampai nyasar dan muter-muter mencari tempat Festival Ujungan Marunda ini.

Sebenarnya ada rasa putus asa dan ingin balik pulang. Saya kawatirkan tiba di sana, acara sudah bubar. Ya sudah aja nekat, jika memang sudah bubar berarti belum rezekinya. Lagian saya berangkatnya juga kesiangan seh. Maklum efek dari begadang, sehingga bangunnya sedikit terlambat dari biasa. Atau mungkin memang bawaan pemalas, hehehe.




Setibanya di Kantor Kelurahan Marunda, saya pun menyempatkan bertanya juga, letak lokasi panggung Festiva Budaya Marunda. Pokoknya perjalanan saya ke hajatan Betawi ini, sekitar ada lima orang lebih yang menjadi tempat saya bertanya. Wah saya benar-benar awam banget. Ya begitulah jika hanya sekedar modal nekat. Plus mengandalkan google map, yang dikasih rute pinggiran. Tapi tidak jadi soal, saya jadi tambah pengalaman daerah Marunda. 

Festival Budaya Ujungan Marunda ini dihadiri Suku Dinas Kebudayaan Jakarta utara, Ibu Cucu Ritasari. Saya salut banget dengan Peserta Parade Budayanya, berpakain unik banget. Tidak hanya berkostum adat Betawi tapi juga ada yang berpakain budaya luar Jawa. Cantik-cantik dan mewah, plus megah busananya.





Ujungan, saya kira itu nama daerah. Ternyata Ujungan adalah semacam pencak silat atau pensi. Sebuah pertarungan dua jawara yang ditengahi oleh wasit yang disebut bebotoh. Adu tangkasan dua jawara yang menggunakan senjata. Nah senjata yang dipergunakan ini saya masih dalam  tanda tanya, bentuknya kayak apa. Saat peragaan pentas seni, saya lihat menggunakan bambu bulat.

Saya sempat mendengarkan sejarah dari Ujungan dari saksi hidup tentang kebudayaan atau seni Ujungan yaitu Kong Mursad. Ujungan adalah sebuah ritual sebagai tanda syukur petani setelah musim panen. Masyarakat petani mengadakan festival adu jawara, sampai berdarah-darah. Maka tidak mengherankan jika tahun 1975, ujungan dilarang. Tapi kini, Ujungan dititik beratkan sebagai seni budaya dan hiburan.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top