email: omkoodok@gmail.com

Pawai Menyambut Bulan Ramadan, Santri Masjid Nururrohman Pondok Kopi Keliling Kampung


Wah ini berita yang super terlambat terbitnya ya. Kok bisa keterlaluan begini? Ya harap maklum karena kesibukan yang begitu mendesak. Sehinga sedikit ada kendala, karena menulis itu tidaklah begitu mudah. Merangkai kata-kata tidaklah segampang yang diangan-angan. Kepala memang isinya penuh dengan kalimat, eh untuk mewujugkan selalu ada hal yang menghadang. Mau buka komputer, badan sedikit malas-malasan. Ah yang sudah, kalau begitu selonjoran saja hehehe... tak jadi menulis!

Saya menulis ini juga sedikit terpaksa, mungkin alur ceritanya juga akan ngawaur. Tidaklah jelas hehehe. Peristiwa sudah hampir sebulan, untuk mengingat kembali pastinya juga akan sedikit mengalami gimana gitu. Efek dari bertambahnya umur hehehe. Ada lupa-lupanya gitu dah. Tapi tidak menjadi persoalan ya, daripada sama sekali tidak terbit.





Sepertinya sudah menjadi budaya dan tradisi, setiap menjelang awal memasuki Ramadan akan ada pawai. Entah mulai tahun berapa budaya seperti ini muncul, kagak ada cacatan sejarah resminya. Apakah sejak tahun penjajahan Belanda? Belum tahu juga ya. Apakah sejak tahun penjajahan Jepang? Entahlah. Yang jelas, budaya ini sangatlah apik dan perlu dilestarikan. Dulu sebelum media sosial ada, sarana pawai semacan ini sebagai sarana menyebarkan informasi. Sebentar lagi akan tibanya bulan puasa Ramadan.

Nah dengan cara seperti ini, masyarakat yang dilalui jadi mengerti, dan mempersiapkan diri secara lahir dan batin untuk menyambut datangnya puasa. Nah untuk kali ini, saya bisa menyempatkan diri untuk meliput acara pawai atau karnaval menyambut datangnya bulan Ramadan di Masjid Nururrohman yang berada di Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Acar yang cukup meriah dan semarak.




Pawai yang diikuti oleh santri dan jamaah Masjid Nururrohman, serta siswa MAN 18 Jakarta. Eh tidak hanya itu saja, juga ada Ondel-ondel Betawi ya lo. Ada juga musik angklung, engkap sudah. Pokoknya super meriah. Saya pun dibuatnya terkagum-kagum, baru kali ini ada pawai menyambut bulan Ramadan melipatkan para seniman atau budayawan.

Sebuah pawai yang tidak melupakan budayanya. Sepertinya jarang masjid yang mengadakan acara semacam ini ya? Seandainya ada mungkin masih dalam hitungan jari. Sepertinya pemerintah setempat harus memberikan apriasiasi nih. Sebuah pawai tidak hanya sekedar pawai. Sebuah pawai yang memberikan informasi serta melestarikan budaya tradisionalnya. Masyarakat yang dilaluinya juga merasa terhibur.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top