Halo apa kabar? Saya harapkan tetap dalam keadaan sehat, murah rezeki pastinya. Pandemi yang tidak jelas kapan berakhir, dan PSBB yang terus diperpanjang semoga tak membuat hati dan pikiran gelisah. Tetap dalam kewarasan dan berpikir positif. Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Mungkin untuk saat ini, kesabaran lagi diuji. Dan semoga kita berhasil melewatinya.
Aduh, ngomong saya kok kayak spikolog saja. Sok bijak dan sok menggurui. Tapi tak apalah ya, itu sekedar sebagai pembuka obrolan. Biar tidak tegang, biar terasa rileks dan lebih santai. Tak perlu terbawa suasana politik sekarang. Sekarang ramai kan, karena orang berlomba-lomba ingin menjadi tokoh nasioanal. Ingin penjadi pengamat politik tingkat nasioanal. Lupa kalau dirinya seorang pengurus level RT. Tahu lah, mungkin biar dikira orang yang punya wawasan luas.
Aduh, mulai terbawa arus deh. Dah ah, saya mau sedikit membahas tentang alat kontrasepsi yang sering dipajang dekat kasir. Kondom yang dijual di minimarket. Awalnya saya sempat heran, kenapa itu kondom dijual didepan kasir. Dengan aneke warian dan merk pula. Kemasan yang sangat menarik, dengan gambar yang lagi bermesraan. Dijamin, akan menimbulkan keingintahuan yang melihatnya.
Kalau ingat kondom, jadi ingat masa kecil juga nih. Sumpah, saat saya masih SD, saya tidak tahu apa ini namanya. Ada tetangga yang sering beli beli benda ini. Dan sering buang sembarangan. Ya namanya anak kecil, karena bentuknya mirip balon. Main pungut saja. Dan saya juga tak tahu, apakah itu kondom bekas atau baru. Main tiup aja. Dan hasilnya ya seperti balon tiup, jadi melambung. Jadi besar. Dah ah, kalau ingat itu jadi pengen muntah.
Keberadaan kondom didekat kasir atau dipajang dirak depan sebenarnya sudah lama menimbulkan kontroversi. Ada yang risau dan ada yang menganggapnya wajar saja. Wajarnya gimana? Ya terserah si penjual dan si pemilik minimarketnya. Lah wong yang punya dia, pastinya terserah dia. Risaunya? Bagi orang tua yang mengajak anak kecil, pastinya akan dilanda kecemasan. Kondom yang letaknya tak jauh dari permen, coklat dan kenderjoy.
Anak kecil pastinya akan mengira kondom adalah sebuah produk makanan. Ya karena dekat dengan permen dan coklat. Dibenak anak kecil pastinya akan menganggapnya seperti itu. Kalau anaknya minta dibeliin kondom, apa orang tua tidak kelimpungan. Orang tua pasti akan bingung untuk memberikan penjelasan. Ya kalau anaknya mengerti, kalau tetap ngotot pengen dibelikan? Puyeng deh kepala.
Kenapa kondom diataruh dekat kasir? Saya akan menjawab sesuai dengan asumsi dan perkiraan belaka. Untuk jawaban yang tepat, lebih jelasnya pihak pengelola minimarket yang lebih tahu. Alat kontrasepsi ini diletakan dekat kasir dengan tujuan, si pembeli lebih cepat tanpa harus antri lama. Ambil langsung bayar ke kasir. Sekaligus mengurangi rasa malu si pembelinya.
Kalau si pembelinya sudah berkeluarga, mungkin sedikit rasa malunya atau bahkan tidak malu. Kalau yang beli anak baru gede? Apa tidak menjadi pusat perhatian, seribu mata akan tertuju sama si pembeli kondom. Kalau dekat kasir kan enak, beli bayar dan langsung kabur. Dan itu juga sebagai taktik promosi, agar kondom lebih bisa dikenal dan dilihat orang. Yang akhirnya produk tersebut lebih cepat laku. Mungkin ada pembaca yang mau menambahkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar