email: omkoodok@gmail.com

Misteri Makam Mbah Jakun Mirit Kebumen, Tokoh Siapakah ini Sebenarnya?

Misteri Makam Mbah Jakun Mirit Kebumen

Jalan-jalan lagi demi menghibur diri. Kalau bukan diri sendiri yang membuat bahagia, siapa lagi? Kesedihan dan kebahagian, diri pribadilah yang menentukan. Keadaan yang serba sensitif ini, harus pintar-pintar mengolah rasa. Lihat saja dengan kejadian yang ada, orang mudah sekali emosi. Ibu yang mengajarkan anaknya belajar online, sampai tega berbuat keterlaluan. Antara warga dan pengurus RT saling ribut karena menyoal tentang Bansos. Petugas lapangan yang berani main tangan karena ada orang yang tidak pakai masker. Pemerintah yang menerapkan aturan ini dan itu, tapi kurang memahami kondisi rakyatnya. Dikiranya rakyatnya punya tabungan banyak sehingga, ah takut saya untuk meneruskan.

Ya ya benar-benar situasi yang serba sulit. Tapi bagaimana ya seperti itulah kehidupan. Sesulit apapun harus dijalani. Ngeluh-ngeluh dan marah-marah dikit tak apalah. Saya pun juga demikian. Bagaimana tidak marah, cari duit begitu sulitnya. Eh kebutuhan untuk bayar listrik dan air harus tepat waktu. Tidak boleh telat. Itu belum lagi kebutuhan buat anak beli kuota, agar bisa mengikuti pelajarannya. Aduh, sungguh sampai garuk-garuk pantat.

Emang sesekali pemerintah mengratiskan itu air PAM tidak bisa kale ya? Atau menyuruh seluruh stasiun televisi menyiarkan pelajaran sekolah. Jadi jangan lewat hape. Atau mungkin lewat radio kan lebih enak. Ah, mungkin pendapat saya ini sedikit konyo dan ngawur. Harap dimaklumi, kondisi seperti ini ya memang membuat orang pikirannya jadi hilang separo. Demi memenuhi kebutuhan makan saja, sudah ngos-ngosan. Apalagi memikirkan kebutuhan yang lainnya. Harus punya tingkat kesabaran tinggi.

Misteri Makam Mbah Jakun Mirit Kebumen

Ya sudahlah, tak perlu terlalu dimasukan ke hati. Biarkan pemerintah dan petugas lainnya menjalan pekerjaan sesuai dengan bidang dan tugasnya. Pada intinya semua juga demi kebaikan bersama. Agar wabah ini cepatlah berlalu. Kondisi segera cepat pulih. Sehingga semua bisa beraktivitas seperti biasanya. Rakyat juga bisa mencari rezeki dengan aman dan nyaman. Perekonomian bisa berputar lagi. Ya, rakyat harus patuh dengan saran dan anjuran pemerintah untuk menjaga jarak, kebersihan dan mengenakan masker.

Lah dalah, ngomong saja kok tumben bijak. Biasanya alay-alay dan lebay. Maklum perut lagi kenyang, pikiran bisa diajak kerjasama. Beda jika perut lagi kosong, pikiran jadi tidak jelas. Ngelantur kemana-mana, dan yang lebih parah lagi. Mudah sensi. Memang betul kata orang, jika lagi miskin itu mudah sekali marah. Tu, makanya jangan mau jadi orang miskin, tidak enak deh. Lagian siapa yang mau jadi orang miskin. Kalau sudah takdirnya menjadi orang miskin bagaimana? Betul juga ya.

Misteri Makam Mbah Jakun Mirit Kebumen

Dah ah, jadi tambah kemana-mana. Pengen cerita tentang makam Mbah Jakun jadi kayak mirip orang lagi kotbah. Sok pintar pula. Tak apalah ya, yang namanya biar artikel ini tampak panjang. Mau tidak mau ya harus diselingi dengan hal-hal kejadian baru. Dan hal itu juga menghindari jika suatu saat terjadi duplikat judul. Kalau masih ratusan artikel, kemungkinan minim duplikat judul. Kalau sudah ribuan kayak saya? Bisa saja terjadi.

Tu kan, ngalor ngidul lagi. Dah ah langsung ke tema saja biar lebih focus, sudah mendekati paragraf akhir belum masuk ke topik masalah. Saya menemukan makam Mbah Jakun ini sebenarnya tidak dengan sengaja. Sewaktu lagi asek naik motor di Jalan Raya Mirit, saya melihat papan nama dipinggir jalan bertuliskan "MAKAM MBAH JAKUN", dengan tanda arah panah mengarah ke gang sempit.

Saya pun terpaksa berhenti karena saking ingin tahunya. Alias dibuat penasaran. Saya parkir itu kendaraan terus saya menelusuri gang sesuai dengan petunjuk arah anah panah itu. Sekitar 100 meter dari jalan raya Mirit itu, saya menjumpai cukup di lahan kosong. Makam ini tepatnya di belakang sekolah. Aduh, saya kok juga lupa apa nama sekolah itu. Kayaknya seh sekolah dasar. Tapi kondisi sekolahnya juga lumayan memprihatinkan.

Sebenarnya saya ingin sekali menggali informasi tentang makam Mbah Jakun ini. Tapi saat itu suasana sepi, tidak ada yang bisa saya ajak untuk ngobrol. Akhirnya saya hanya bisa photo-photo saja. Mungkin suatu saat saya akan berkunjung kesini lagi, ya paling tidak menemui tokoh masyarakat sekitar untuk bisa mengorek informasi tentang sosok Mbah Jakun. Oh iya, makam keramat Mbah Jakun berada di Mangunranan, Mirit, Kebumen, Jawa tengah.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top