Lebaran tahun ini, mungkin menjadi sejarah yang tidak begitu menyenangkan. Sejarah yang akan dikenang anak-cucu. Lebaran yang sangat berbeda dengan biasanya. Sepi dan sunyi. Tidak ada yang namanya itu silaturahmi, saling berkunjung. Rumah-rumah warga tertutup pintu dan pagarnya. Bahkan ada yang memajang tulisan dengan huruf besar" Tidak menarima Open House". Tidak menerima tamu dengan harapan tidak ada yang namanya berjabat tangan. Semua sudah tahu pastinya, Corona Virus penularanya bisa lewat sentuhan kulit saat berjabat tangan.
Penyebaran Virus Corona sudah memasuki bulan ketiga. Dan belum ada tanda-tanda kapan berlalunya. Pemerintah masih menerapkan peraturan PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pemerintah mengharapkan warganya beraktivitas dan bekerja dari rumah. Sehingga banyak perusahaan maupun toko-toko yang harus tutup. Dan dipaksa tutup.
Bahkan ada yang harus rela di PHK dari perusahaan tempat kerjanya. Karena perusahaan sudah tidak sanggup untuk menggajinya. Bagi yang berwiraswasta juga mengalami kelesuhan. Sepi pembeli. Perputaran ekonomi seret. Orang bertahan hidup mengandalkan tabunganya. Itu yang punya simpanan. Yang tidak punya? Mengharapkan belakas kasihan pemerintah, atau kedermawanan yang punya harta lebih.
Sebenarnya berita ini sedikit telat. Maklum kesibukan di dunia nyata, sehingga untuk menulis artikel sedikit tertunda. Ada rasa malas saja, ya mungkin faktor kelelahan. Capek bekerja. Saya kerja serabutan yang sekiranya menghasilkan. Situasi seperti ini, pekerjaan apa pun diambil. Agar bisa menutupi pengeluaran bulanan yang terus berjalan. Pengeluaran bulanan yang tiada kompromi, mau dan tidak mau harus membayarnya. Apa itu, tagihan listrik dan tagihan air, belum lagi sewa kontrakan.
Bantuan Presiden tahap keempat sudah turun sejak tanggal 2 Juni 2020. Bantuan yang rencananya ada enam tahap. Berarti sisa dua lagi. Itu pun masih dalam tahap wacana. Entah apakah akan terealisasi. Sebab, sudah ada kabar heboh pemerintah akan mengeluarkan kebijakan new normal. Kehidupan baru. Secara perlahan, semua perkantoran, pendidikan dan pertokoan akan dibuka kembali. Pastinya tetap mentaati protokol kesehatan, yaitu mengenakan masker dan jaga jarak.
Bantuan Presiden kali ini, berbeda dengan isi bantuan tahap sebelumnya. Kalau tahap kesatu, kedua dan ketiga ada tambahan paket berisi mie dan yang lainnya. Kali ini Bantuan Sosial Presiden melalui Kementrian Sosial hanya berwujud beras saja. Ya, hanya beras saja, tidak ada tambahn lainnya. Mungkin, yang namanya habis lebaran, tidak ada tenaga yang mau mengepacknya. Masih sibuk dengan suasana lebaran, atau sebagian yang pulang kampung.
Walau hanya berupa beras. Tapi lumayan besar dapatnya. Setiap KK rata-rata mendapatkan sepuluhan kilogram. Dan hampir semua warga masyarakat mendapatkannya. Memangnya beras bansos turunnya banyak? Iya. Ada sepuluh mobil truk Bansos Presiden. Berkarung-karung pokoknya, saya sendiri sampai tidak bisa menghitungnya. Karena saking banyaknya. Walau perlu diakui, ada sebagian mutu beras yang kurang bagus. Ya, masih lumayan daripada tidak mendapatkan sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar