Virus Corona benar-benar bikin otak mendidih saja. Panas-dinginnya terus berubah-ubah. Melonjak-lonjak, mirip magma yang ada digunung merapi. Meletus-letus, mempercepat denyut nadi jantung. Wah kalau tidak kuat iman dan mental, bisa jadi orang gila. Kewarasannya akan hilang. Yang ada, akhirnya hanya amuk dan emosi yang tak terkandali.
Coba bayangkan, gimana tensi tidak naik? Gara-gara wirus Corona atau yang kini terkenal dengan nama Covid 19, semua aktivitas bisa tersendat. Yang biasanya bisa jalan-jalan, terpaksa kini hanya bisa mengurung diri di rumah saja. Yang paling parah lagi, harus rela kehilangan pekerjaan. Kantong kempes, tabungan terkuras. Yang tidak punya tabungan? Wah tidak kebayang tu betapa pening kepalanya.
Pokoknya bikin stres tingkat dewa. Pemerintah memberlakukan sistem atau peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Peraturan yang sedikit unik sebenarnya. Peraturan yang setengah hati dan bikin bingung rakyat kecil. Rakyat disuruh diam diri rumah, tapi pemerintah tidak mau menjamin perut rakyatnya kenyang. Seandainya ada bantuan sosial pun, jumlahnya sangat terbatas. Itu pun masih diselingi dengan kampanye tersembunyi pula.
Giliran rakyatnya membuka usahanya. Diuber-uber, disuruh tutup. Sedangkan tagihan terus berjalan, entah itu tagihan listrik, PAM maupun internet belum lagi bayar karyawannya. Terus disuruh bayar pakai apa jika tidak boleh buka usahanya? Serba salah jadinya. Dirumah mati kelaparan, diluar mati kerena virus korona. Sebuah pilihan yang sama-sama tidak enak.
Aduh pembuka artikel saya kok jadi tampak emosi gitu ya? Kan saya mau membahas yang lagi heboh, tentang tagihan listrik membengkak saat wabah korona. Sebenarnya hal ini sudah ramai jauh hari, saat pemerintah meringankan beban listrik pengguna 450 VA dan 900 VA. Bagi pelanggan 450 VA digratiskan selama 3 bulan dan yang 900 VA mendapatkan diskon 50%.
Keluhan bagi pelanggan diatas 900 VA adalah terjadinya tagihan listrik yang begitu besar. Bahkan bisa dua kali lipat tagihan dari bulan sebelumnya. Gegerlah. Sehingga ada sebagian orang yang mengkira, bahwa subsidi itu hanya sistem silang-seling. Pelanggan 900 VA kebawah digratiskan tapi pelanggan 900 VA keatas dinaikan tarifnya. Ada pemerasan pelanggan 900 VA keatas, itulah asumsi sebagian masyarakat.
Oh ternyata tidak begitu. PLN tidak menaikan tarif biaya listrik. Tapi pemakian atau asumsi listrik pelanggan yang meningkat. Gimana tidak meningkat? Coba bayangkan, orang berdiam dirumah, otomatis penggunaan listrik dirumah ikut melonjak. Entah itu kipas angin yang selalu muter, televisi yang nyala terus demi mencari hiburan, colokan yang stanby buat hape, komputer/laptop. Belum lagi soal lampu.
Dan tidak hanya asumsi listrik yang meningkat. Tapi petugas PLN yang asal main tembak. Alias hanya main mengira-ngira meteran KWH. Kan dengan adanya peraturan PSBB, petugas pencatat meteran, takut juga keluar rumah. Akhirnya ya itu, mereka berpatokan dengan data atau pemakain pelanggan dibulan sebelumnya. Maka jangan heran, jika bulan ini bayar tagihan listrik kecil, eh bulan depan tagihan listrik begitu besarnya. Atau bisa terbaliknya, sekarang tagihan besar, bulan depan kecil. Jika ada keluhan tentang tagihan listrik, silakan hubungi pusat pangilan PLN 123.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar