Cerita yang saya dapatkan tentang kehebatan meriam si Jagur sudah sejak lama. Dan kisah itu sepertinya terus turun menurun, dituturkan secara lisan. Percaya dan tidak percaya ya sah-sah saja. Tapi kenyataannya memang seperti itu. Meriam jagur punya daya tarik sendiri. Pengunjung atau wisatan yang datang ke Kota Tua, Museum fahillah, Jakarta Barat akan dibuatnya terpesona. Entah itu dari daya magicnya atau dari daya keunikan meriam itu sendiri.
Saya baru tahu ternyata prasasti meriam ini berada di lantai. Dan tepat dikaki saya. Berbentuk plat tebal. "Ex me Ipsa Renata Sum" yang berarti Aku diciptakan dari aku sendiri". Ya, meriam besar ini hasil dari peleburan dari meriam-meriam kecil. Diproduksi oleh pabrik st Jago de Barra yang berada di Mako. Itulah awal mulanya meriam ini diberi nama Jagur dari kata asal pabrik pembuatannya.
Awal mulanya muriam jagur berada di museum Nasional, sejak tahun 1974 baru menempati kawasan museum Fatahillah. Wah sudah cukup lama juga ternyata, meriam ini menjadi penghuni Kota Tua bukan? Apa yang menarik dari meriam ini? Kepalan tangan di meriamnya. Tangan mengepal dengan jempol yang dikepit jemari telunjuk. Bagi orang dewasa paham dengan makna simbol ini.
Sebuah simbol ajakan untuk ber-wik-wik. Isyarat yang bisa dimengerti oleh pasangan suami-istri. Maka tidak heran, jika emak-emak kesana pastinya akan tersipu melihat meriam ini. Mesem-mesem sendiri. Emak-emak jika melihat meriam ini, sedikit gimana gitu. Lirikan matanya itu lo, antara penasarn dengan bentuk meriam dan rasa malu dengan simbol tangan si jagur.
Apa kehebatan si Jagur? Yang namanya meriam ya pastinya kemampuan melemparkan amunisi ke lawan. Ngebomnya gitu deh. Bisa menghancurkan musuh. Emang seh, awal mula meriam ini dipergunakan pasukan Pasukan Portugis untuk mempertahankan bentengnya di Malaka. Sebagai alat tempur.
Seiring waktu karena simbol tangannya itu. Ada sebagian masyarakat yang menganggap, si Jagur punya kemampuan magic. Mampu memberikan keturunan bagi yang belum punya anak. Menyuburkan bagi yang mandul. Dengan syarat, mengusap-usap tangan si Jagur. Maka jangan heran jika tangan si Jagur tampak mengkilap dan kinclong. Ya kerana sering disentuh tangan lembut emak-emak.
Nah, demi menjaga si Jagur, kini dibuatlah pagar yang lumayan luas. Tapi yang namanya sudah menjadi mitos dan legenda yang kuat. Tetap saja ada emak yang ingin menyentuhnya. Khususnya di Jumat kliwon. Tak apalah, yang namanya ikhtiar dan berdoa karena ingin segera diberikan momongan. Siapa tahu bisa menjadi penambah gairah saat bercinta dan menjadi pelantara kesuburan. Emang seh, kalau di Eropa, kepalan tangan seperti itu punya makna simbol kesuburan. Eh, kalau disini punya makna atau simbol ajakan wik-wik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar