Piknik ke Makam atau Kuburan Demi Ketenangan Hati dan Pikiran


Kata teman blogger yang bernama Om Hendra, "Tempat yang membuat kita lebih menghargai kehidupan adalah rumah sakit dan kuburan. Maka dari itu, banyakin mengunjungi kedua tempat tersebut agar banyak-banyak bersyukur". Kalau saya renungkan ada betulnya juga. Dan hampir mirip dengan kata guru saya, "Orang yang telah mati itu ingin hidup kembali walau hanya satu menit, agar bisa membetulkan kalimat tauhidnya". Maka dari itu manfaatkan kehidupan ini dengan sebaik mungkin. Jangan suka mengeluh. Selama kamu masih bisa bernafas, pertanda kehidupanmu masih bermanfaat. Entah untuk dirimu sendiri maupun sekelilingmu. Pesan tambahan dari guru yang saya ringkas.

Setiap orang pasti punya permasalahan dan problema kehidupannya tersendiri. Besar-kecilnya suatu lilitan kesulitan kehidupan, tergantung dari memaknainya. Kualitas pribadi itulah yang menentukan atau yang menjadi tolak ukurnya. Masalah sepele, bagi orang kecil akan tampak ruyam dan besar. Bagi yang berjiwa luas dan lapang, kendala kehidupan akan menjadi suatu hal yang menantang untuk dihadapinya. Bagi orang berjiwa besar, mereka tidak takut dan tidak ada rasa was-was dihatinya.

Saya suka berziarah ke makam atau kubur. Dan paling senang menghadiri atau mengantar orang meninggal. Memperhatikan dan mengamati proses pemakaman. Dan saya juga memperhatikan raut wajah kesedihan bagi yang ditinggalkan. Ada rasa duka dihati mereka. Dan tidak kalah pentingnya, saya bisa memotret moment atau peristiwa tersebut. Ah, dasar tukang photo.

Disaat kita mengetahui usia kita tidak kan selama orang lain. Apa yang seharusnya lebih dulu kita siapkan? Bekal amat untuk diakhirat? Bekal dunia untuk orang yang kita tinggalkan? Menarik diri a tau jusru harus tampil maksimal menebar manfaat?

Ada rasa tenang dan ketentraman saat saya piknik di kuburan. Ets, jangan salah paham ya? Saya refreshing ke kuburan bukan karena melarikan diri dari kejaran debt kolektor. Alias menghindari tagihan hutang. Tapi saya benar-benar ingin menghibur diri. Agar ada rasa bersyukur di dalam hati. Kalau jaman dulu, sewaktu masih marak judi SDSB (Sumbangan Dana Sosila Berhadiah), saya ke makam demi mencari ide nomor togel. Tapi itu dulu.

Dan saya benar-benar mendapatkan kenyamanan dan ketenangan hati setelah berziarah kubur. Ada rasa berterimkasih kepada Tuhan yang telah memberikan anugrah kesehatan dan umur panjang. Fisik yang sempurna. Gagah dan ganteng pula.  Masih punya tenaga yang kuat untuk terus bekerja. 

Akhirnya saya pun mampu menghilangkan atau paling tidak mengurangi rasa berkeluh-kesah. Memperbanyak rasa untuk bersyukur. Menikmati apa yang telah ada, tanpa mengurangi semangat untuk terus berusaha. Sejatinya hidup ini adalah sebuah anugrah yang indah. Sayang sekali jika terus diisi dengan sebuah ratapan yang justru akan merapuhkan sendi-sendi kehidupan itu sendiri.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top