Jika menulis sudah menjadi kegemaran. Keinginan dan hasratnya selalu harus terlampiaskan. Libido tidak bisa tertahankan. Tersumbat sedikit saja, tangan terasa gatal. Isi kepala terus meletup-letup. Mendidik, ingin memuncratkan dan menyemburkan ribuan bahkan jutaan kata-kata. Meletuslah luapan emosi tersebut. Itulah kegilaan menjadi penulis.
Maka tidak heran, jika keinginan untuk mememiliki lebih dari satu blog hal yang wajar. Dan tidak bisa dinistakan. Saya pun juga demikian halnya. Blog gratisan ini. Siapa seh yang tidak kepincut dengan hal gratisan? Sudah gratis, tempat penyimpanan hostingnya besar pula. Itulah blog blogspot. Puluhan blog yang saya miliki.
Untuk apa memiliki blog banyak? Niatnya hanya untuk menanamkan backlink. Apa? Menanamkan backlink? Iya? Link blog utama saya tanamkan di blog yang lainnya. Sebab jika menanam backlink di blog orang lain harus bayar. Kalau kepunyaan blog sendiri kan gratis? Itulah yang saya maksud focus satu blog. Jadi tidak harus punya satu blog.
Kalau niatnya punya blog banyak agar pendapatan google adsensenya meledak, gimana? Sebuah pertanyaan yang menarik. Sebenarnya tidak ada salahnya hal tersebut. Yang namanya sebuah usaha. Menurut pengamatan saya, entah dari Blogger lokal atau manca negara. Pendapatan terbesar mereka adalah dari undangan event, menjadi pembicara dalam sebuah seminar, mengikuti lomba, menulis buku atau e-book dan dari jasa yang mereka jual. Kalau dari adsense masih tergolong minim. Kenapa pendapat dari adsense minim? Kalah bersaing dengan portal besar dan papan atas.
Jika focus satu blog dan blog itu bisa terkenal di mesin pencari. Tawaran kerjasama pasti akan berdatangan. Pusatkan energi untuk satu blog. Biar tenaga tidak berhampuran sia-sia. Jangan sampai amunisi habis ditengah jalan, kerena terlalu banyak dimuntahkan. Ngeblog itu ibarat lari marathon, finishnya masih terlalu panjang. Bahkan tidak ada finishnya. Kecuali kematian yang datang, atau kerena sudah tidak mampu lagi beli kuota internet. Barulah berhenti ngeblog.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar