Pak Ali Penjual Sate Kikil dengan Segudang Harapan, EKO!


Halo, apakabar Sobat semuanya? Bagaimana dengan pandemi yang belum ada kejelasannya ini, apakah masih sehat-sehat semuanya? PSBB yang juga tak jelas statusnya. Ah pastinya semua sudah merasakan kebosanan yang bertumpuk-tumpuk. Dari masalah keuangan yang kering dan kerontang. Berharap dari bantuan Bansos, ah yang tak seberapa. Tapi kadang justru mendatangkan permusuhan. Yang katanya ada keringanan ini dan itu, eh kenyataannya denda bagi yang melanggar protokol kesehatan yang bikin pening kepala. Ah, itu mungkin hanya sekedar firasast saya saja ya. Dan semoga salah.

Yang jelas dengan keadaan wabah ini, derita terasa sekali. Bagi anak rantau yang kena PHK, sudah tidak sanggup lagi. Solusinya adalah pulang kampung. Walau di kampung belum tahu juga mau berbuat apa. Ya paling tidak, air gratis. Tidak bayar kontrakan walau masih nebeng orang tua. Kalau perlu, makan pun untuk sementara juga ikut orang tua.

Ah, walau keadaan seperti apa pun. Sesulit apa pun. Tidak boleh putus asa. Bersedih cukup sewajarnya saja. Penderitaan ini, tidak hanya satu atau dua orang, hampir merata. Belahan dunia mungkin juga merasakan nasib yang sama. Situasi seperti ini, memang benar-benar harus pandai menghibur diri. Sejatinya jodoh dari kehidupan ini adalah kematian itu sendiri. Jadi, tak perlu takut berlebihan. Halaaah..., ngomong mah gampang bos!


Jujur saja, sebenarnya saya juga ada rasa sedih dan kawatir. Takut ini dan itu. Cemas ini dan itu. Bagaimana dengan hari esok, sedangkan hari ini saja tak jelas kepastiannya. Apa yang bisa saya makan dan apa yang bisa untuk bayar keperluan bulanan. Tapi saya berusaha untuk menjaga kesehatan pikiran dan badan. Jangan sampai kehilangan kewarasan berbikir. Atau bahkan jangan sampai sakit, karena memikirkan persoalan kehidupan saat ini.

Mencari hiburan, itulah solusi yang saya lakukan. Saya tidak boleh terkungkung diri di dalam kamar. Saya harus keluar, mencari pemandangan yang segar. Melihat kehidupan luar. Melihat kesibukan orang luar disana. Kira-kira apa yang mereka lakukan. Dan apa yang mereka kerjakan dengan adanya wabah korana. Ternyata saudara-saudara, mereka tetap beraktivitas seperti biasanya. Tetap mencari penghidupan, alias rezeki. Terus bekerja dan terus berusaha.

Oh, kalau begitu. Saya tidak boleh berdiam diri dan tidak boleh berpangku tangan. Saya harus seperti mereka. Saya harus tetap punya semangat. Mencari inspirasi buat mengasah ketrampilan. Saya ingin punya usaha. Ide pun muncuk, jual sate kikil, kayak Pak Ali.


Pak Ali jualan sate kikil, mangkalnya kalau menjelang sore. Sekitar bakda Asar. Di depan RPTRA Cakung Barat, Jakarta Timur, Jalan Inspeksi, yang dulunya adalah pool bus PPD. Tidak jauh dengan kantor Lurah Cakung Barat.

Pak Ali jualan sate kikil mengunakan sepeda motor. Sebenarnya juga, rumah Pak Ali tidak jauh dari RPTRA Cakung Barat itu sendiri. Dekat tower komunikasi yang mengarah ke gang Benteng. Jadi kalau pagi maupun siang, bisa datang ke rumahnya jika belum manggak di Taman Ruang Publik Ramah Anak Cakung Barat. Insya Allah, semua orang mengenal pak Ali yang berprofesi sebagai penjual sate kikil.

Nah yang menarik dari Pak Ali ini adalah slogannya EKO, Edukasi Komitment dan Obsesi. Sate Kikil Ali Eko, Guet Banget! Sudah pada tahu kan, bahwa penjual sate ini namanya pak Ali, dan kata EKO punya makna tersendiri. Soal rasa memang nikmat sekali. Saya pun habis dua porsi. Wah kenyang banget jadinya. Wah kini Pak Ali Eko jadi viral, masuk Youtube!

Artikel ini pernah terbit juga di Djangkaru Bumi, dengan gaya bahasa yang berbeda
https://www.djangkarubumi.com/2020/08/ide-usaha-tingkat-dewa-sate-kikil-ali-eko-rasanya-gue-banget.html

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top