Sore-sore Enaknya Jajan Bakso Cuanki, Mantap Brow!

Bakso Cuanki

Hari belum terlalu larut malam. Matahari masih tampak kelihatan jelas. Walau teriknya tidak begitu menyengat. Masih sorelah. Jam empat sore. Bosan di kamar terus. Saya pun menyempatkan diri keluar rumah. Wah ramai betul ternyata. Anak-anak asek bermain. Ada yang berlari-larian dan ada yang bersepeda. Suaranya lantang. Sungguh berisik.

Saya pun sempat dibuatnya iri. Mereka begitu aseknya menikmat kehidupan ini. Terasa tidak ada beban. Tertawa dan bercanda-ria, saling bersautan. Gemuruh suaranya mampu memecahkan suasana. Kadang juga diantara mereka saling berantem dan berseteru. Tapi detik kemudian, mereka pun kembali bersatu. Cepat sekali mereka akur, tidak ada dendam yang berkepanjangan.

Beda dengan orang dewasa atau orang tua. Kalau sudah bermusuhan, sampai anak cucu sulit sekali untuk diajak damai. Dendam berkesumat atau dendamnya itu membara sekali. Saling umpat dan saling kutuk. Wajah-wajah orang dewasa pun, kadang lebih banyak kusutnya dalam kehidupan ini. Tampak sekali beban berat dipundaknya. Ah, mungkin itu sudah menjadi kodrat kehidupan ini. Sudah menjadi tradisi kuno. Ah, jadi ngomongin diri sendiri.


Dah, ah. Kok jadi membicarakan hal-hal yang rumit. Rencana ingin bercerita hal ringan, eh terbawa juga oleh suasana hati. Memang untuk membohongi diri sendiri itu paling susah. Masalah sebesar apapun ingin disembunyikan, kadang tiba-tiba keceplosan. Mengunci lidah itu tidaklah gampang.

Niat hati ingin ngomongin jajan atau kuliner, eh kalimat pembukanya panjang amat ya. Sampai empat paragraf gitu. Wah, saya tergolong lelaki yang suka ngember nih. Alias suka ngerumpi. Inginnya seh, nulis langsung to the point. Tapi kan tidak lucu, terpaksa ya harus basa-basi.

Bakso Cuanki. Saya memperhatikan, hampir tiap hari itu ada abang-abang yang keliling menjual bakso dengan cara dipikul. Anak-anak muda lagi. Saya salut dibuat oleh ketangguhan dan keuletannya dalam berwirausaha. Rela menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki. Gang demi gang dilewatinya.

Pemuda asal Garut berjualan bakso Cuanki. Cari uang jalan kaki, itulah kepanjangan dari Cuangki. Rasanya bagaimana? Nikmat dan lezat. Harganya juga murah. Sesuai dengan kemampuan pembeli. Dua ribu boleh, lima ribu boleh. Harga yang bersahabat bagi anak-anak. Semangat terus ya bang!

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top