Bang Somay Tetap Bertahan Membelah Malamnya Kota Jakarta


Jakarta, kota yang tidak pernah sepi. Kota yang tidak pernah tidur. Selalu saja, ada kesibukan dan keramaian yang terus berlanjut. Waktu yang seharusnya semua orang tertidur, di Jakarta tetap ada aktivitas. Bekerja, mengais rezeki. Mencari nafkah. Mencoba keberuntungan, saat siang hari tenaga tidak dibutuhkan. Dengan sepeda, berkeliling membelah malamnya kota Jakarta. Beradu nasib.

Bang Somay, masih bertahan dan terus menjajakan makanannya. Walau jaman semakin modern, mereka masih setia dengan sepedanya. Tidak memperdulikan persaingan yang semakin ketat. Bang Somay tetap masih punya tekat. Berjuang dengan sisa-sisa tenaganya. Demi menafkahi diri-sendiri maupun keluarganya.

Bang Somay, ini biasanya hidupnya secara berkelompok. Ada sebuah komunitasnya. Ngontrak bareng bersama rekan-rekannya. Mayoritas, Abang Somay berasal dari daerah Jawa Tengah, rata-rata kota Tegal maupun Brebes. Ada juragan yang mengkoordiner. Menyediakan barang dagangannya. Anak buah tinggal menjualnya.

Dari dulu, penampilannya pun masih sama. Dengan gerobak atau kotak kayu sederhana dibelakangnya. Botol yang berisi bumbu-bumbu berderet, sesekali botol itu saling beradu. Mengeluarkan suara, yang seakan-akan memberontak. Penghangat somay pun masih menggunakan kompor minyak tanah. Belum lagi, suara klakson yang menjadi ciri khasnya. Toet toet......

Saya kenal makanan somay, tatkala saya apel di malam minggu. Apel sang kekasih pastinya. Disebuah kontrakan sempit dan gang yang pegitu pengapnya. Awal mulanya, saya tidak tahu jenis atau nama makanan tatkala itu. Rasanya enak juga, gurih-gurih rasa ikan. Belum lagi, rasa pare yang pahit tapi bikin nagih.

Akhirnya setiap malam minggu, aku sering dijajakan somay. Jika ada suara klakson, toet-toet pertanda abang somay lewat. Sang kekasih pun langsung berteriak, "Bang, beli Somay dua porsi". Ah, Bang Somay jadi mengingatkan masa laluku. Ya begitulah, kuliner itu tidak hanya sekedar soal rasa lidah dan kepuasan perut. Tapi kadang bisa menyibakkan memory. Mengingatkan masa yang indah. Membuka kembali kenangan yang telah terlewati.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top