Rujak Tumbuk atau yang lebih tersohor dengan sebutan rujak beukbeuk. Tapi orang lebih suka menyebutnya rujak bebek. Karena saat membuat rujak, mengeluarkan suara khas bekbek. Proses pembuatan rujak bebek menggunakan alat tumbuk yang terbuat dari kayu. Untuk bahan-bahan rujak tumbuk, tidak ada bedanya dengan jenis rujak lainnya. Semisal menggunakan buah-buahan mangga, ubi, pisang batu dan sebagainya.
Dulu sepengamatan saya. penjual rujak bebek sangatlah banyak sekali. Dalam hitungan beberapa menit, pasti nanti ada penjual rujak tumbuk lainnya. Mungkin dulu, usaha rujak tumbuh masih punya prospek yang cerah. Usaha atau bisnis yang menguntungkan. Walau banyak saingan tapi masih tetap ada yang jajan.
Tapi kini beda dengan sekarang. Sepertinya sulit sekali menemukan jajanan rujak bebek. Seminggu sekali belum tentu ada penjual rujak bebek yang berkeliling. Karena apa? Disetiap sudut gang keramain besar, sudah ada yang menjajakan buah. Tidak hanya buah tapi sekaligus rujak atau petis buah. Dalam hal ini berarti rujak beubeuk sudah banyak saingannya.
Pad umumnya memang, rujak beukbeuk ini penggemarnya dikalangan anak-anak. Karena dengan harga yang variatif, sesuai kemampuan bocah atau pembeli itu sendiri. Semisal yang terkecil dengan harga dua ribu rupiah. Soal rasa bagaimana? Kalau bicara soal rasa, ya biasa-biasa saja. Karena pembuatan rujaknya dengan ditumbuh, sehingga memudahkan untuk dimakan atau dikunyak. Perpaduan antara asin, manis, pedas dan kesat lebih menyatu.
Pedagang rujak bebek biasanya lebih didominasi warga rantauan asal brebes. Dan biasanya kehidupan mereka dengan cara berkelompok, menyewa tempat yang dipergunakan untuk bersama-sama. Bagaimana Anda penyuka rujak bebek? Dan ditempat Anda masih dengan mudah dijumpai penjual rujak tumbuk semisal ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar