Sungguh diluar praduga, virus Corona yang menyerang negara sebrang nan jauh disana bisa membuat resah seluruh dunia. Dampaknya tidak terkira. Dimana-mana orang pada takut, was-was. Kawatir jika dirinya akan tertular. Yang katanya belum ditemukan ombat. Bagi yang menderita atau kena virus corona, antara hidup dan mati ibarat judi. Setengah-setengah, alias tipis dari harapan. Itu konon berita yang beredar.
Di negeri ini, juga tidak kalah cemasnya. Walau teman saya sempat mengatakan ,bahwa virus Corona itu adalah tentara Allah yang menyerang negara yang dholim terhadap rakyatnya. Entah darimana teman saya itu bisa mengatakan bahwa virus corona adalah tentara Allah. Saya hanya geleng-geleng kepala. Masak iya, tentara Allah begitu tega sama ciptaannya. Itu sekedar batin dihati saya. Pokoknya, tentang virus corona lagi hangat-hangatnya. Tidak sedikit para politkus yang mencari panggung demi mendongkran namanya. Atau ada media yang begitu menyebarkan ketakutan, saat meliput berita menggunakan masker ala pilot pesawat tempur. Sungguh menarik!
Ada rakyat kecil yang ingin menghibur diri, membuang rasa kecemasan yang berlebihan. Corona adalah Comunitas Rondo Anyaran. Aduh, bikin ngakak saja. Kalau itu mah saya juga suka. Rondo Anyaran sungguh menggugah selera kelelakian. "Ah dasar otak mesum" damprat teman saya lewat pesan WA. Saya pun hanya bisa cengar-cengir pertanda membenarkan pesannya.
Sekali lagi, dampak dari virus Corona begitu dahsyatnya. Bahkan ibadah atau ritual keagamaan ikut terganggu, belum lagi even-even olah raga yang ikut terdunda. Pabrik-pabrik ikut bangkrut. Perdagangan jadi lesu. Perekonomian dunia loyo.
Ada yang membuat saya menarik dan kaget. Harga jahe bisa meroket tinggi. Khususnya jahe merah. Sungguh gile betul. Konon kata emak-emak yang saya temui dipasar, "Harga jahe dan Temulawak bisa tinggi karena Pidato petinggi negara". "Kedua bahan herbal itu bisa menangkal virus Corona", Tambahan celoteh emak-emak tersebut. "Ah yang benar aja", guman batin saya. Saya sendiri, sempat mencoba untuk mencari jahe merah dipasar, semua warung stocknya habis. Wah-wah permintaan yang begitu tingginya. Informasi yang saya dapat, harga jahe biasa 35rb/kg dan jahe merah 100rb/kg.
Apakah kedua bahan itu sudah teruji secara klinik atau medis bisa menangkal virus corona? Sebuah pertanyaan yang membuat saya gelisah. Kenapa sebagian masyarakat begitu antusias memburu kedua bahan herbat tersebut. Bahkan jamu kemasan pun ikut laris manis. Ah kalau saya mah berpikir positif, ini adalah moment rezekinya para petani jahe dan pabrik jamu. Kalau saya tetap tenang dan tidak ingin ikut memborong kedua bahan tersebut. Faktor utamanya adalah tak punya duit untuk membelinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar