Saya itu sering jalan-jalan ke mal jika malam minggu. Ya, sekedar cuci mata atau mencari hiburan. Jenuh dan suntuk kalau di rumah terus. Maklum rumah saya itu kecil, luasnya hanya seukuran mirip kandang ayam. Kanan-kiri serba tembok sejauh mata memandang. Sumpek hati dan pikiran dibuatnya. Belum lagi, miskin perabotan elektronik. Lengkap sudahlah sepi melanda.
Kalau ke mal, yang paling saya sukai melihat gerai atau toko elektronik. Khususnya televisi. Wow ukuran televisi jaman sekarang serba jumbo. Sungguh luar biasa gedenya. Belum lagi kanan-kiri dilengkapi dengan sound yang canggih. Sehingga menghasilkan suara yang melenggegar. Warna layar juga sempurna. Bahkan ada yang tiga demensi. Mantap benar.
Ah jadi ingat jaman kecil saya. Dulu layar televisi itu warnanya hanya hitam-putih. Sekampung masih bisa dihitung dengan jari, keluarga siapa saja yang memiliki. Paling banter hanya lima keluarga yang memilikinya. Jadi jika ingin menonton televisi harus numpang ke tetangga, itu pun berjubel penontonnya. Sampai ke teras rumah sang pemilik. Kadang terpaksa dan harus rela hanya bisa mendengarkan suara dari kejauhan.
Ah kadang ada lucunya juga. Jika sang tuan rumah lagi tidak mau diganggu, pasti bilangnya "Accu lagi habis". Ya, karena jaman dulu sumber tenaga televisi masih menggunakan daya accu. Listrik? Belum ada jaman itu.
Dulu televisi masih menjadi barang mewah. Sehingga jaman dulu juga televisi masih kena pajak bulanan. Aduh, kalau dihitung-hitung pajak bulanan itu jika dikumpulkan setahun bisa melebih harga televisi. Lucu juga. Makanya harus pintar main mata sama petugas penarik pajak.
Sekarang, televisi mirip kacang goreng. Setiap rumah memilikinya. Bahkan ada yang memiliki lebih dari satu. Aduh, kapan saya bisa memiliki televisi LED itu ya? Bentuknya kok ramping betul. Semoga saja, ada reezeki untuk membelinya. Biar betah dirumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar