email: omkoodok@gmail.com

Ojek Online Kian Menjamur Pertanda Kemandirian Rakyat

Ojek Online Kian Menjamur Pertanda Kemandirian Rakyat

Saya itu memang tiap harinya jalan-jalan. Mirip orang kehilangan rumah. Kesana-kemari kadang tidak ada tujuan. Ya, hanya sekedar jalan-jalan. Kalau orang kampung saya menyebutnya ngukur jalan. Sebuah routinitas yang nyeleneh, bikin nek yang melihatnya. Mondar-mandir tapi tidak ada hasilnya. Ya yang namanya hanya jalan-jalan daripada jenuh dirumah.
Dan saya jika berhenti, sukanya ikut nimbrung dipangkalan ojek. Mendengarkan obrolan diantara mereka, sesekali memotong pembicaraan. Berlagak sok kenal dan sok akrab. Atau biar dikira dikira paham dengan apa yang mereka obrolkan, biar dikira nyambunglah. Walau sebenarnya saya sendiri tidak mengerti. Ya, belagu sok pintarkan boleh.

Yang unik dikampung saya nih. Kini menjamur pangkalan ojek online. Sudah gitu yang mangkal ramai pula. Saya lihat kok seru dan meriah amat. Dalam jarak beberapa meter, sudah ada lagi pangkalan ojek online. Wah menjamur tenan ini pangkalan ojek online.

Hal menarik untuk dicermari dan bisa menjadi bahan kajian. Kenapa semakin banyak saja ojek online. Fenomena apa yang terjadi? Apakah ini juga termasuk katagori pengangguran terbuka? Mereka menjadi ojek online apakah sebuah keterpaksaan? Karena lowongan kerja yang menipis. Akibat dari perusahaan yang gulung tikar atau pindah kesuatu daerah. Atau mungkin karena menjadi ojek online kini punya masa depan yang cerah? Sebuah profesi yang menjanjikan.

Semoga saja mereka dikasih ruang atau tempat untuk berkumpul/mangkal. Kasihan kadang jika mereka diuber-uber, yang katanya mengganggu ketertiban jalan. Menjamurnya ojek online pertanda kemandirian rakyatnya dalam bertahan hidup. Atas belum mampunya negara dalam memberikan kesempatan kerja pada rakyatnya. Ah itu hanya asumsi saya belaka.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top